Samarinda – Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Anhar, menyoroti pentingnya keterwakilan perempuan di kursi pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda. Menurutnya, keberadaan perempuan di pucuk pimpinan sangat vital untuk mewujudkan kesetaraan gender dan memperkaya dinamika politik di lembaga legislatif Kota Tepian.
Anhar mengingatkan bahwa pada masa lalu, perempuan pernah menduduki posisi pimpinan di DPRD Samarinda, seperti Mardia yang mewakili fraksi TNI Polri pada 1999 dan Fatimah Asyari yang memimpin DPRD pada periode 2004-2009. Namun, sejak 2009, tidak ada lagi perempuan yang mengisi jabatan tersebut.
“Dulu kita pernah punya pemimpin perempuan seperti Bu Fatimah Asyari. Terakhir di tahun 2009, dan kita harapkan ke depannya ada lagi,” ujar Anhar.
Dengan masa jabatan DPRD Samarinda yang akan berakhir pada November mendatang, Anhar berharap pada periode berikutnya setidaknya ada satu perempuan yang duduk di kursi pimpinan. Ia menekankan bahwa kehadiran perempuan akan memberikan perspektif baru, terutama dalam isu-isu yang lebih sensitif terhadap gender.
Sebagai politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Anhar meyakini, partai-partai politik perlu mendorong kader perempuannya untuk maju dan mengisi posisi strategis di lembaga legislatif, demi menciptakan kesetaraan yang lebih nyata.
“Kita ingin ada kesetaraan gender yang bisa memenuhi keterwakilan perempuan dan memberikan warna berbeda di DPRD periode berikutnya,” pungkasnya. (Adv/Di/Le).
Posting Komentar