Ketua Komisi IV DPRD Samarinda Dorong Kerja Sama Stakeholder untuk Tekan Angka Stunting

Foto: Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti (Ist).

Samarinda - Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, kembali menyoroti tingginya angka stunting di Kota Tepian dan pentingnya tindakan kolaboratif dari berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan tersebut. Menurutnya, penurunan stunting di Samarinda bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh satu pihak saja, tetapi membutuhkan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat dan stakeholder, baik dari pemerintah, swasta, hingga organisasi kemasyarakatan.

Dalam keterangannya, Sri Puji Astuti menegaskan bahwa upaya penurunan stunting harus dilakukan secara holistik dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. “Semuanya harus berkontribus, kita harus bekerja sama dengan pihak swasta, masyarakat, LSM, organisasi kemasyarakatan, dan akademisi. Hanya dengan kolaborasi kuat, kita dapat mengatasi masalah ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sri Puji menyebut bahwa stunting bukan hanya sekadar isu kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan generasi muda Kota Samarinda. Oleh karena itu, ia menilai peran setiap sektor sangatlah vital. Ia mencontohkan, sektor swasta dapat membantu dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berfokus pada gizi dan kesehatan anak-anak, sementara akademisi bisa memberikan pandangan dan solusi berbasis riset untuk menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran.

“Masyarakat juga perlu dilibatkan aktif dalam edukasi terkait pola makan sehat, gizi seimbang, dan perawatan kesehatan dasar. Tidak hanya peran pemerintah, tapi kita semua memiliki tanggung jawab dalam menurunkan angka stunting ini,” tambahnya.

Menurut Sri Puji, selama ini beberapa upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Samarinda, tetapi belum maksimal karena kurangnya keterlibatan dan koordinasi lintas sektor. Ia mengajak semua pihak untuk tidak hanya berperan pasif, tetapi juga aktif dalam mengembangkan program-program yang mendukung pengentasan stunting di Samarinda.

“Kita tidak bisa hanya bergantung pada program dari pemerintah pusat atau daerah. Ini adalah tantangan besar yang harus dihadapi bersama, apalagi Samarinda sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Jika masalah stunting ini tidak segera diatasi, dampaknya bisa dirasakan dalam jangka panjang pada kualitas SDM kita,” katanya.

Sri Puji juga menyoroti pentingnya pendekatan preventif dengan memperbaiki akses terhadap makanan bergizi, air bersih, sanitasi yang memadai, dan layanan kesehatan yang lebih merata. Semua aspek ini, menurutnya, harus diintegrasikan ke dalam program yang lebih strategis dan tepat sasaran. 

“Bukan hanya soal memberikan bantuan langsung berupa makanan atau vitamin, tapi juga memastikan anak-anak kita mendapatkan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal,” pungkasnya.

Sebagai penutup, Sri Puji berharap langkah kolaboratif ini bisa segera terwujud agar Samarinda bisa menjadi kota yang bebas stunting, sekaligus menciptakan generasi penerus yang sehat dan kuat. (Adv/Di/Le).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama