Samarinda, prediksi.co.id– Kewajiban membeli buku paket yang dianggap memberatkan semakin menambah keresahan orang tua di Samarinda. Hal ini memuncak saat komunitas "Mama Marah" mengajukan audiensi dengan Ketua DPRD Kota Samarinda sementara, Helmi Abdullah, pada Jumat (20/9/2024).
Dalam pertemuan itu, Helmi menerima curahan hati para orang tua murid yang mengaku kesulitan memenuhi tuntutan sekolah terkait pembelian buku paket. Bagi sebagian keluarga, harga buku yang tinggi menjadi beban besar di tengah kondisi ekonomi yang serba sulit.
“Sangat sulit bagi kami. Ada orang tua yang sampai terpaksa berhutang demi memenuhi tuntutan sekolah,” keluh salah satu perwakilan dari komunitas tersebut.
Helmi pun mengakui bahwa beberapa murid bahkan menjadi korban perundungan di sekolah karena ketidakmampuan membeli buku tersebut. Situasi ini bukan hanya menambah tekanan ekonomi bagi orang tua, tetapi juga berdampak psikologis pada anak-anak mereka.
“Ini masalah serius. Beberapa anak yang tidak mampu membeli buku paket mengalami bullying di sekolah,” ungkap Helmi.
Sebagai bentuk tanggapan tegas, DPRD Samarinda berencana membentuk tim investigasi untuk mendalami persoalan ini. Helmi memastikan langkah cepat akan diambil guna mencegah masalah ini berlarut-larut.
Di tengah keresahan tersebut, Helmi mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Samarinda. Pemerintah kota akan mencetak buku paket secara massal dengan menggunakan anggaran APBD. Proyek ini diperkirakan rampung pada Januari 2025, sehingga kebutuhan buku paket di sekolah dapat terpenuhi tanpa membebani orang tua lagi.
Sementara itu, untuk solusi jangka pendek, pemerintah akan membeli buku paket yang ada saat ini dengan dana BOSDA. "Kami harap langkah ini dapat sedikit meringankan beban orang tua murid," ujar Helmi.
Orang tua murid berharap upaya ini segera membuahkan hasil agar anak-anak mereka tidak lagi terbebani, baik secara ekonomi maupun mental di lingkungan sekolah. (Adv/Di/Le).
Posting Komentar