Ini bukan sekadar kontes kecantikan.
Ini juga bukan sekadar soal penampilan luar.
Ini tentang keberanian. Tentang identitas. Tentang seorang remaja perempuan yang membawa nama kota ke sebuah panggung yang lebih luas.
Namanya Rahmi Zahratunnisa. Usianya masih belasan. Siswi kelas 11 di MAN 2 Samarinda. Tapi keberaniannya jauh di atas rata-rata. Ia kini menjadi finalis Grand Puteri Muslimah Kalimantan Timur 2025.
Rabu, 28 Mei 2025. Balai Kota Samarinda. Di sinilah pertemuan itu terjadi. Antara Rahmi dan Wakil Wali Kota, H. Syaefuddin Zuhri.
Tak ada pidato panjang. Tak ada formalitas yang kaku. Tapi kalimatnya cukup satu:
“Kami bangga.”
Itu bukan basa-basi. Karena setelahnya, Wakil Wali Kota menyampaikan ajakan terbuka. Kepada semua warga. Tentang pentingnya mendukung Rahmi. Bukan hanya secara moral. Tapi juga lewat voting.
"Perjuangan ini belum selesai. Kita semua harus ikut ambil bagian," tegasnya.
Panggung final akan digelar pada Jumat, 30 Mei 2025, di Gedung Olah Bebaya Samarinda. Tapi sejatinya, panggung itu sudah dibangun sejak jauh hari — sejak Rahmi memilih untuk tampil dan bersaing dengan peserta dari seluruh penjuru Kaltim.
Ada makna dalam dari ajakan ini. Tentang bagaimana pemerintah tak sekadar menyambut tamu atau menggunting pita. Tapi hadir memberi semangat. Memberi ruang.
Juga tentang bagaimana masyarakat bisa bersatu untuk sesuatu yang positif: mendukung generasi muda yang membawa nama kota.
"Mari kita buktikan bahwa Samarinda peduli. Suara kita adalah kekuatan Rahmi," seru Syaefuddin Zuhri.
Dan Rahmi? Dengan tenang tapi penuh semangat, menjawab dukungan itu.
"Saya mohon doa dan dukungan dari seluruh warga. Setiap suara sangat berarti bagi saya."
Tak banyak yang tahu betapa beratnya berdiri di panggung seperti itu. Di tengah sorot lampu. Di bawah tatapan juri. Tapi lebih dari itu, membawa beban harapan sebuah kota.
Namun Rahmi tampak siap. Dengan caranya sendiri. Dengan keyakinannya sendiri.
Dan Samarinda? Sekarang sedang diuji: apakah mau menjadi kota yang hanya melihat, atau ikut serta dalam langkah kecil tapi bermakna ini.
Sebab sesungguhnya, bukan hanya Rahmi yang sedang diuji. Tapi juga solidaritas satu kota. (adv-kominfo samarinda)
Posting Komentar