Sangatta, Prediksi.co.idPemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas
Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Peternakan (DTPHP) menyoroti persoalan serius
dalam regenerasi petani di wilayahnya. Data yang dimiliki dinas setempat
menunjukkan bahwa mayoritas tenaga kerja di sektor pertanian didominasi oleh
kelompok usia lanjut, di atas 50 tahun, sebuah kondisi yang dikhawatirkan dapat
mengancam ketahanan pangan daerah ke depan.
Kepala DTPHP Kutai Timur, Dyah Ratnamingrum, secara tegas
mengungkapkan keprihatinannya atas temuan data usia petani dan kelompok tani di
daerah tersebut. "Saya punya data usia petani dan kelompok tani, ringnya
rata-rata yang banyak itu memang di atas lima puluh tahun petani kita
itu," ucap Dyah Ratnamingrum saat ditemui di kantornya.
Lebih lanjut, Dyah menegaskan bahwa kondisi ini tidak
bisa dipandang sebelah mata dan harus segera dicarikan solusi. "Ini juga
menjadi masalah oleh karena itu kita Kita memulai cari cara menarik
milenial," tambahnya. Pernyataan ini menggarisbawahi kesadaran penuh
pemerintah daerah akan ancaman yang ditimbulkan dari tidak adanya regenerasi
petani. Jika tidak ada langkah strategis, dalam beberapa dekade mendatang,
Kutim berpotensi mengalami krisis petani produktif.
Fenomena menuanya populasi petani atau ageing farmers di
Kutai Timur ini merupakan bagian dari tantangan nasional. Minimnya minat
generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti persepsi bahwa bertani identik dengan pekerjaan keras, kotor, dan
berpenghasilan rendah. Selain itu, arus urbanisasi dan daya tarik kerja di
sektor industri maupun jasa juga turut menyedot tenaga kerja muda dari desa.
Menyikapi hal ini, Dinas TPHP Kutim telah mulai merancang
berbagai terobosan. Fokus utamanya adalah menciptakan ekosistem pertanian yang
lebih menarik, modern, dan profitable bagi kalangan milenial. Upaya yang
dimaksud kemungkinan besar akan melibatkan introduksi teknologi pertanian
presisi, pemanfaatan digital farming, pelatihan kewirausahaan pertanian
(agripreneurship), serta pendampingan dalam mengakses pasar yang lebih luas.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Pemerintah
Kabupaten Kutai Timur berharap dapat mendorong terciptanya lompatan generasi di
sektor pertanian. Tujuannya jelas: mengubah wajah pertanian tradisional menjadi
lebih modern dan berkelas, sehingga mampu menjadi magnet bagi generasi penerus
untuk turut membangun kedaulatan pangan Kutim dari desa. Keberhasilan menarik
minat kaum milenial ini akan menjadi kunci keberlangsungan dan peningkatan
produktivitas sektor agraris di Kutai Timur
Posting Komentar