Foto: Sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar (Ist).
Samarinda - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, sebanyak 79 persen rumah tangga di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengonsumsi air kemasan. Kota Samarinda menjadi daerah dengan jumlah konsumen air minum kemasan tertinggi. Sebagian kecil warga masih menggunakan air ledeng, air sumur bor, dan sumur terlindungi.
Menurut Sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar, penggunaan air kemasan atau galon lebih murah dibandingkan dengan air ledeng. Air ledeng memerlukan proses pemasakan yang membutuhkan biaya tambahan untuk gas.
“Mayoritas masyarakat kita menginginkan sesuatu yang praktis, air yang bisa langsung diminum tanpa perlu diolah. Selain itu, harga air galon lebih terjangkau dibandingkan dengan biaya memasak air yang membutuhkan gas dan kompor,” ujarnya.
Deni juga mendukung rencana jangka panjang Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana Samarinda yang akan membangun fasilitas pengolahan air siap minum. Selain itu, Perumdam tetap fokus pada peningkatan jaringan air bersih untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK), mengingat saat ini baru 87 persen warga Samarinda yang mendapatkan aliran air bersih.
“Perumdam berencana membangun fasilitas pengolahan air yang nantinya bisa langsung diminum. Namun, saat ini mereka masih harus memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat untuk MCK, karena persentase warga yang mendapatkan air bersih baru mencapai 87 persen,”jelasnya
Ia berharap pada tahun 2025, Perumdam Tirta Kencana bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk seluruh wilayah di Samarinda. Ia menekankan bahwa untuk menjadi kota yang layak huni, kebutuhan dasar masyarakat harus terpenuhi.
“Kami berharap pada tahun 2025 mendatang, semua wilayah di Samarinda sudah mendapatkan pelayanan air bersih. Kota akan maju ketika kebutuhan dasarnya terpenuhi,” tutupnya. (Adv/Di/Le).
Posting Komentar