Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis. (Foto: Ist)
SAMARINDA – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Ananda Emira Moeis, menyampaikan refleksi mendalam terkait Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April lalu.
Dalam catatan yang dibagikan melalui media sosial, politisi muda ini menyoroti tantangan yang masih dihadapi perempuan Indonesia dalam meraih cita-cita mereka.
Ananda mengungkapkan keprihatinannya bahwa meskipun akses pendidikan telah terbuka bagi semua, masih banyak perempuan yang terhalang oleh berbagai hambatan sosial dan budaya dalam mengembangkan potensi intelektual mereka.
"Semua bisa sekolah, tapi belum semua boleh jadi pintar. Banyak perempuan masih harus 'izin' untuk bermimpi," tulis Ananda dalam catatannya, Rabu (23/4/2025).
Ia beranggapan bahwa Raden Ajeng Kartini sejak dahulu hingga saat ini untuk membuka jalan pendidikan bagi kaum perempuan belum sepenuhnya selesai.
Pasalnya, masih banyak perempuan yang belum memiliki ruang memadai untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya.
"Perjuangannya belum selesai. Masih banyak yang belum punya ruang untuk bisa ngejar pendidikan setinggi langit," tegasnya.
Ananda juga menyoroti berbagai kendala yang sering menghimpit perempuan dalam meraih impian mereka. Banyak perempuan yang harus mengubur cita-citanya untuk fokus pada peran sebagai ibu rumah tangga atau menjadi tulang punggung keluarga di usia muda.
Selain itu, stigma negatif seperti dianggap terlalu ambisius kerap menghambat langkah perempuan yang ingin meraih beasiswa atau pencapaian tinggi lainnya.
"Ada yang 'terpaksa' jadi ibu rumah tangga atau tulang punggung keluarga, padahal masih mau ngejar mimpi. Ada juga yang dibilang terlalu ambisius waktu ngejar beasiswa atau punya cita-cita tinggi," ungkapnya.
Politikus asal PDI-Perjuangan tersebut mengungkapkan jika Indonesia tidak kekurangan perempuan cerdas, tetapi minimnya ruang dan kesempatan untuk berkembang menjadi masalah utama.
Pendidikan bukan hanya soal ijazah, kata dia tetapi juga tentang bagaimana perempuan diberi kepercayaan, kesempatan, dan suara dalam masyarakat.
"Negara ini tidak kekurangan perempuan cerdas, tapi kekurangan ruang bagi perempuan untuk tumbuh. Pendidikan bukan cuma soal ijazah. Tapi soal didengar, dipercaya, dan diberi kesempatan," jelasnya.
Jika diberi ruang yang cukup, perempuan mampu memberikan dampak besar bagi kemajuan bangsa. Ia mencontohkan berbagai pencapaian perempuan di berbagai bidang yang telah membuktikan hal tersebut.
"Kalau dikasih ruang, perempuan bisa ngasih dampak lebih besar. Dan itu udah dibuktiin berkali-kali!" serunya.
Di akhir catatannya, Ananda mengajak seluruh perempuan untuk terus melanjutkan semangat Kartini, menjadi sosok yang kuat, cerdas, dan berani dalam memperjuangkan hak-haknya. Ia berharap perempuan Indonesia dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.
"Saya mengajak seluruh perempuan untuk menjadi sosok yang kuat, cerdas, dan berani dalam memperjuangkan hak-haknya, serta mampu menjadi inspirasi bagi generasi mendatang," tutupnya. (Adv/Rk/Le)
Posting Komentar