Teks foto : Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Muhammad Samsun (ist).
SAMARINDA, Prediksi.co.id- Fenomena kendaraan yang mogok pasca mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Kaltim menjadi sorotan Anggota DPRD Kaltim, Muhammad Samsun.
Hingga saat ini, penyebab mogoknya kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang usai mengisi BBM di SPBU masih menjadi misteri. Walaupun beberapa instansi seperti Kepolisian maupun Pemerintah Provinsi Kaltim pun masih belum memberikan kepastian mengenai kejadian ini.
Beberapa waktu lalu, Gubernur Kaltim, Rudy Mas’us telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu SPBU yang ada di Samarinda, namun belum menemukan adanya indikasi kecurangan, manipulasi, atau penurunan kualitas BBM yang salurkan oleh Pertamina.
Melihat persoalan ini, Samsun yang juga sebagai Anggota Komisi III DPRD Kaltim ini mengatakan bahwa Pertamina harusnya tidak hanya sibuk memberikan klarifikasi saja, melainkan harus melakukan evaluasi secara mendalam.
Bahkan, Politikus PDI Perjuangan tersebut menduga jika permasalahan ini bukan karena motornya yang bermasalah tetapi karena BBM-nya yang menyebabkan kendaraan menjadi rusak.
“Bukan karena kendaraan nya yang murahan. Banyak kendaraan baru yang mogok setelah mengisi BBM di SPBU,” ucap dia.
Selain itu, Samsun mengatakan jika klarifikasi yang dilakukan oleh Gubernur maupun Pertamina justru bertolak belakang dengan kondisi kenyataan yang ada di lapangan. Pasalnya, ratusan masyarakat mengalami hal serupa terkait kendaraan mogok usai mengisi BBM di SPBU.
“Kalau hanya satu atau dua kasus bisa saja itu kebetulan, tapi ini sudah puluhan, bahkan ratusan orang mengalami hal yang sama, ini kan artinya ada yang janggal,” tegasnya.
Kendati demikian, ia pun meminta kepada Pertamina untuk bertanggung jawab atas kerusakan kendaraan masyarakat yang mogok usai mengisi BBM. Mengingat, masalah seperti ini juga mengganggu stabilitas ekonomi masyarakat.
“Bayangkan kalau mereka tidak bisa kerja karena motornya mogok, dan mereka tidak mempunyai pemasukan karena bekerja sebagai ojek online misalnya, ini jelas sangat merugikan,” pungkasnya. (Adv/Fiq/Le).
Posting Komentar