Agusriansyah Dukung Penuh Rencana Jalan Lingkar Bontang, Janji Kawal Masuk APBD 2026

Teks foto : Anggota DPRD Kaltim, Agusriansyah (istimewa).

SAMARINDA - Pembangunan dua jalur jalan lingkar di Kota Bontang kembali mengemuka dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029. Anggota DPRD Kalimantan Timur, Agusriansyah Ridwan, menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh proyek strategis tersebut agar bisa segera masuk dalam skema penganggaran.

Dua jalur yang diusulkan Pemerintah Kota Bontang tersebut masing-masing menghubungkan Loktuan–Tanjung Limau serta Bontang Kuala–Tanjung Laut Indah. Jalur ini tidak hanya untuk mempercepat mobilitas warga, tetapi juga diproyeksikan mampu mereduksi risiko banjir tahunan di wilayah pesisir.

“Kami akan kawal penuh agar ini bisa masuk ke dalam postur anggaran 2026. Tidak hanya sekadar usulan, tetapi harus dikawal hingga ke realisasi. Di Badan Anggaran DPRD, kami akan pastikan ini mendapat prioritas,” ujar Agusriansyah, Senin (19/5/2025).

Sebagai Sekretaris Fraksi PKS dan anggota Banggar, ia menilai jalan lingkar ini bisa menjadi solusi jangka panjang bagi persoalan kemacetan, banjir, hingga konektivitas ekonomi wilayah pesisir yang selama ini tertinggal.

Menurutnya, langkah Pemkot Bontang yang mulai bergerak menyusun tahapan teknis dan rencana pembangunan layak diapresiasi. Namun ia juga mendorong agar Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ikut serta, mengingat keterbatasan fiskal kota dalam proyek multiyears berskala besar.

“Ini bukan hanya urusan Bontang. Jalan lingkar pesisir bisa membuka akses logistik ke kawasan industri, dan itu menyangkut kepentingan provinsi. Maka sudah sepatutnya Pemprov juga turun tangan,” tegasnya.

Ia menyebutkan, pembangunan segmen Bontang Kuala–Tanjung Laut Indah sepanjang 2–3 kilometer dapat dikerjakan bertahap. Lebar jalan yang dirancang 20 meter akan memungkinkan pergerakan kendaraan logistik maupun evakuasi bencana dalam skala besar.

“Estimasi kasar kebutuhan anggarannya masih di kisaran Rp150 hingga Rp300 miliar. Dengan sinergi yang tepat, ini bisa ditangani melalui pembiayaan bersama,” bebernya.

Agusriansyah juga menyinggung bahwa proyek ini bukan ide baru. Jalan lingkar sempat dirancang masuk dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), namun gagal terealisasi akibat pengalihan anggaran ke bantuan bencana di Aceh beberapa tahun lalu.

“Waktunya kita hidupkan lagi. Teknologi konstruksi sekarang sudah jauh lebih maju. Tinggal ada komitmen politik dan keuangan,” pungkasnya. (Adv/rk/le).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama