Teks foto : Anggota DPRD Kaltim, Damayanti (istimewa).
SAMARINDA - Ledakan informasi di era digital tidak hanya membuka akses tanpa batas, tapi juga menantang arah dan kualitas generasi penerus bangsa. Menyikapi hal tersebut, Anggota DPRD Kalimantan Timur, Damayanti, mengingatkan pentingnya membekali generasi muda dengan literasi digital dan kemampuan memilah informasi secara kritis.
Menurutnya, tantangan terbesar anak muda saat ini bukan lagi keterbatasan akses, melainkan bagaimana mereka bersikap terhadap banjir informasi yang datang setiap detik melalui layar gawai.
“Sekarang bukan zamannya kekurangan informasi, tapi kebanjiran informasi yang tidak semuanya mendidik. Di sinilah dibutuhkan daya seleksi, bukan sekadar ikut arus,” ujar Damayanti saat ditemui di Samarinda, Senin (19/5/2025).
Ia menyoroti fenomena meningkatnya konsumsi media sosial di kalangan pelajar dan mahasiswa, yang sayangnya tidak selalu diiringi dengan peningkatan produktivitas maupun kapasitas diri.
Bagi politisi perempuan dari PKB itu, media sosial dan platform digital seharusnya dijadikan sebagai alat pengembangan, bukan pengalih fokus. Terlalu larut dalam tren digital tanpa arah, kata dia, justru bisa menjauhkan anak muda dari potensi terbaik yang mereka miliki.
“Gadget bukan musuh, tapi cara kita menggunakannya yang menentukan hasilnya. Apakah untuk belajar, berkarya, atau justru jadi pasif dan kehilangan orientasi,” tegasnya.
Damayanti menekankan bahwa generasi muda Kaltim, yang kelak akan menghadapi persaingan global dan tantangan pembangunan daerah seperti perpindahan Ibu Kota Negara (IKN), membutuhkan karakter kuat, pola pikir kritis, dan kemampuan beradaptasi yang tinggi.
“Masa depan daerah ini ada di tangan kalian. Maka mulai sekarang, bangun kebiasaan belajar yang sehat, isi waktu dengan hal yang memberi nilai tambah. Jangan hanya jadi penonton dalam dunia digital, tapi jadilah kreator dan pemimpin opini,” tambahnya.
Ia juga mendorong institusi pendidikan dan komunitas lokal untuk memperkuat program literasi digital agar pelajar tidak hanya melek teknologi, tapi juga paham etika dan manfaatnya secara sosial.
“Kalau ingin punya generasi yang siap bersaing, kita semua – termasuk sekolah dan orang tua – harus bergandengan tangan untuk membekali mereka, bukan hanya dengan fasilitas, tapi juga dengan nilai,” pungkasnya. (Adv/rk/le).
Posting Komentar