Teks foto : Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sabaruddin Panrecalle (rk).
SAMARINDA - Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sabaruddin Panrecalle, menyuarakan kritik tajam terhadap minimnya inisiatif sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam proses penyusunan anggaran daerah. Ia menegaskan bahwa perencanaan keuangan bukan semata urusan teknis BPKAD, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh OPD.
Menurutnya, menyusun prognosis anggaran—baik untuk revisi APBD 2025 maupun rancangan awal APBD 2026—harus dimulai dengan partisipasi aktif dari tiap perangkat daerah. Tanpa itu, kata dia, potensi kesalahan arah kebijakan anggaran sangat besar.
“Banyak OPD masih menunggu bola. Padahal, mereka yang paling tahu apa yang dibutuhkan masyarakat di sektor masing-masing. Kalau mereka diam, bagaimana kita mau merancang anggaran yang tepat guna?” tegas Sabaruddin, Jumat (31/5/2025).
Ia menyayangkan masih adanya pola kerja sektoral yang pasif dan reaktif dalam proses perencanaan. Padahal, prognosis anggaran bukan sekadar formalitas, tapi fondasi dari arah pembangunan tahunan.
“Kalau OPD tidak menyusun data, target, dan indikator sejak awal, maka anggaran akan disusun berdasarkan asumsi. Akibatnya, belanja publik rawan tidak efektif,” ujarnya.
Politikus asal Balikpapan ini pun meminta agar mulai pertengahan tahun ini, seluruh OPD bergerak cepat menyusun dokumen prognosis yang detail dan realistis, agar bisa menjadi bahan valid dalam pembahasan anggaran.
Ia juga mengingatkan bahwa keterlambatan dan ketidakcocokan data bisa berdampak langsung pada penundaan program prioritas.
“Kita tidak sedang menyusun laporan di atas kertas. Ini soal nasib jutaan warga Kaltim yang berharap pada program-program pemerintah. Maka jangan main-main dengan perencanaan,” tegasnya.
Komisi II, kata dia, akan terus memantau dan mengevaluasi kontribusi aktif masing-masing OPD dalam tahapan anggaran. DPRD menargetkan agar proses penyusunan RAPBD 2026 bisa rampung lebih cepat dan berkualitas.
“Anggaran itu bukan sekadar angka, tapi arah kebijakan. Kita ingin pastikan tiap rupiah yang dibelanjakan punya dampak nyata bagi masyarakat,” pungkas Sabaruddin. (Adv/rk/Le).
Posting Komentar