Agusriansyah: Pendidikan Terputus dari Realitas Sosial, Pemuda Harus Dilibatkan
SAMARINDA - Pendidikan nasional dinilai belum mampu menjawab kebutuhan sosial masyarakat Indonesia secara utuh. Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Agusriansyah Ridwan, menilai kurikulum masih jauh dari konteks budaya lokal dan tidak membekali peserta didik dengan ketangguhan moral yang dibutuhkan di era sekarang.
Menurutnya, orientasi pendidikan terlalu akademis dan cenderung meniru sistem luar negeri tanpa penyelarasan dengan nilai dan sejarah bangsa sendiri. “Anak-anak kita diajarkan berpikir global, tapi mereka tak lagi akrab dengan akar budayanya. Ini menyebabkan keterasingan di tanah sendiri,” ujar Agusriansyah, Rabu (11/6/2025).
Politikus PKS ini menekankan pentingnya penanaman nilai luhur dan pembentukan karakter dalam proses belajar-mengajar. Ia menyebut keberhasilan pendidikan seharusnya tak hanya diukur dari nilai ujian, tapi dari kualitas moral dan integritas generasi muda.
Agusriansyah juga menyoroti lemahnya partisipasi pemuda dalam dunia kebijakan. Menurutnya, generasi muda harus diberi ruang untuk terlibat aktif dalam pembangunan dan pengambilan keputusan. “Kalau terus dibiarkan pasif, mereka akan kehilangan kepekaan terhadap masalah sosial di sekitarnya,” katanya.
Ia menambahkan, di era digital ini, literasi media dan etika digital seharusnya menjadi bagian penting dari pendidikan. Teknologi bukan hanya untuk hiburan, tapi alat membangun kesadaran dan daya kritis.
“Pendidikan tidak boleh terputus dari realitas sosial. Kita butuh sistem yang membentuk pemuda yang tangguh, sadar nilai, dan siap memimpin perubahan,” tegasnya. (Adv/Rk/Le).
Posting Komentar