Ananda Moeis Dorong Transformasi Pertanian Digital, Petani Milenial Jadi Kunci Swasembada Pangan Kaltim



Teks foto : Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Meois (istimewa).


SAMARINDA - Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Ananda Emira Moeis, menyerukan transformasi besar-besaran di sektor pertanian daerah dengan menjadikan generasi milenial sebagai ujung tombaknya. Ia menilai, tanpa pelibatan kaum muda, Kaltim akan kesulitan mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan.


“Petani milenial adalah aset. Mereka melek teknologi, punya semangat wirausaha, dan bisa mempercepat integrasi pertanian dengan platform digital. Ini yang belum maksimal disentuh dalam kebijakan kita,” ujar Ananda saat ditemui di Gedung Utama B DPRD Kaltim, Rabu (4/6/2025).


Menurutnya, modernisasi pertanian tidak bisa ditunda lagi. Kalimantan Timur harus segera beralih dari pola pertanian tradisional menuju sistem yang berbasis data, otomatisasi, dan terhubung langsung dengan pasar.


“Bukan cuma soal produksi. Tapi mulai dari bibit, irigasi, panen, sampai pemasaran, semuanya bisa dioptimalkan dengan pendekatan teknologi. Tapi itu butuh dukungan dari pemerintah, termasuk anggaran dari APBD,” katanya.


Politikus PDI Perjuangan itu menegaskan bahwa revitalisasi sektor pertanian sejalan dengan visi Gubernur Kaltim dalam mengurangi ketergantungan pada sektor tambang. Pertanian, kata dia, adalah fondasi ketahanan pangan sekaligus ekonomi rakyat.


Namun, tantangan besar tetap membayangi. Ananda mengungkapkan, ketidakpastian harga hasil panen serta keterbatasan akses terhadap pupuk subsidi masih menjadi keluhan utama petani di berbagai daerah pinggiran.


“Kita harus jujur, ini soal keadilan distribusi. Pupuk bersubsidi jangan hanya berhenti di jalur distribusi. Harus dipastikan sampai ke tangan petani yang betul-betul butuh. Begitu juga dengan harga hasil panen, harus ada skema perlindungan agar petani tidak terus dirugikan,” ucapnya.


Ia berharap pemerintah daerah tidak hanya menjadikan pertanian sebagai program simbolik, tetapi benar-benar merancang insentif dan ekosistem pendukung yang kuat untuk mencetak lebih banyak petani milenial yang mandiri dan produktif.


“Pertanian bukan masa lalu, tapi masa depan. Kalau Kaltim ingin sejahtera tanpa tambang, kuncinya ada di lahan, di sawah, dan di anak-anak muda yang kita dorong jadi pelaku utamanya,” pungkas Ananda. (Adv/Rk/Le).


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama