Andi Satya: Pemerataan Pendidikan Jadi Jalan Utama Tekan Ketimpangan IPM Antarwilayah

Teks foto: Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra (istimewa)


SAMARINDA - Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2024 menjadi 78,79 tak sepenuhnya menggambarkan kondisi pemerataan pembangunan di provinsi ini. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menilai kenaikan itu masih menyisakan tantangan besar, terutama ketimpangan kualitas pendidikan antarwilayah.


“IPM boleh naik, tapi disparitas antarwilayah tetap jadi pekerjaan rumah. Daerah seperti Mahakam Ulu dan Kutai Barat masih tertinggal cukup jauh dibanding kota-kota besar,” ujar Andi, Selasa (24/6/2025).


Ia menekankan bahwa pendidikan adalah titik krusial dalam peningkatan IPM secara menyeluruh. Menurutnya, daerah-daerah dengan IPM rendah biasanya berbanding lurus dengan rendahnya akses terhadap layanan pendidikan yang layak, baik dari segi fasilitas, tenaga pengajar, hingga keterjangkauan geografis.


“Kalau kita ingin memperbaiki IPM secara adil, kita harus mulai dari distribusi pendidikan yang setara. Pemerintah tidak boleh hanya fokus di pusat kota,” tegasnya.


Andi menyarankan agar Pemprov Kaltim segera memperkuat program pendidikan afirmatif untuk wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Ini bisa dilakukan melalui pembangunan sekolah berasrama, insentif guru terpencil, beasiswa berbasis wilayah, serta penguatan pendidikan vokasi yang sesuai dengan potensi lokal.


Ia juga mengingatkan bahwa peningkatan IPM bukan sekadar target statistik tahunan, melainkan bagian dari misi pembangunan berkeadilan yang berkelanjutan. “IPM itu menyangkut harapan hidup, pengetahuan, dan standar hidup yang layak. Ini fondasi dasar pembangunan manusia,” ujarnya.


Legislator asal Fraksi Gerindra itu berharap pemerintah tidak lagi menjadikan angka IPM sekadar indikator keberhasilan teknokratik, melainkan sebagai pemantik untuk menyusun kebijakan yang lebih inklusif.


“Tidak ada pembangunan yang benar-benar maju jika ada satu kabupaten yang terus tertinggal. Mahulu dan Kutai Barat butuh dukungan lebih besar. Dan kuncinya adalah pendidikan,” pungkasnya. (Adv/rk/Le)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama