Sarkowi: Sungai Mahakam Bukan Sekadar Jalur Ekonomi, Harus Dilindungi Sebagai Habitat Spesies Langka

Teks foto: Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry (istimewa)


SAMARINDA - Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Sarkowi V Zahry, menegaskan perlunya perlindungan serius terhadap Sungai Mahakam sebagai kawasan ekologi strategis, bukan hanya dipandang sebagai jalur ekonomi dan transportasi batubara. Menurutnya, tekanan ekologis yang terus meningkat telah mengancam keberadaan spesies langka seperti pesut Mahakam.


“Selama ini kita terlalu fokus menjadikan Mahakam sebagai urat nadi logistik, tapi lupa bahwa sungai ini juga rumah bagi spesies endemik seperti pesut yang kini tinggal 60 ekor,” ujarnya, Selasa (24/6/2025).


Sarkowi menyoroti meningkatnya aktivitas tambang dan lalu lintas tongkang sebagai faktor utama terganggunya habitat alami. Ia menilai pemerintah belum cukup tegas dalam menyeimbangkan fungsi ekonomi dan kelestarian lingkungan.


Ia menambahkan bahwa pesut bukan hanya simbol ekosistem air tawar Kalimantan, tapi juga indikator langsung kualitas lingkungan. Jika spesies ini terdesak dan hilang, itu pertanda bahwa Sungai Mahakam sudah sangat tercemar dan tak lagi layak sebagai habitat alami.


“Kalau pesut terusik, maka nelayan pun terancam. Ini bukan sekadar soal satwa, tapi keberlanjutan seluruh rantai kehidupan di sepanjang Mahakam,” tegas politisi Partai Golkar itu.


Sarkowi mengingatkan bahwa sudah ada sejumlah regulasi, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang secara jelas mengatur perlindungan kawasan sungai dan habitat pesut. Namun lemahnya penegakan hukum membuat aturan tersebut tidak berdampak nyata.


Ia mendorong agar dilakukan audit menyeluruh terhadap semua izin usaha di sepanjang Mahakam, terutama yang bersinggungan langsung dengan kawasan habitat pesut. Selain itu, perlu pembatasan waktu operasional tongkang dan zona konservasi yang steril dari lalu lintas alat berat.


“Kita perlu kebijakan afirmatif untuk Sungai Mahakam. Kalau tidak segera ada intervensi serius, kita bukan hanya kehilangan pesut, tapi juga kepercayaan masyarakat terhadap komitmen pemerintah menjaga lingkungan,” tutupnya. (Adv/rk/Le)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama