SANGATTA – “Brand Adalah asset yang melindungi, memperkuat, dan membedakan produk kita dari kompetitor,” ujar Hesti Rosa, CEO Mebiso Indonesia dalam Workshop Strategi dan Inovasi Branding untuk UMKM. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa branding bukan hanya soal estetika, tetapi strategi bisnis jangka panjang.
Di era digital, produk yang bagus tak akan bertahan lama tanpa identitas merek yang kuat. Kesadaran itulah yang coba dibangun Komunitas Tangan Di Atas (TDA) Kutai Timur (Kutim) lewat yang digelar di Ruang Tempudau, Kantor Bupati Kutim. Workshop ini memberikan pembekalan kepada 50 pelaku UMKM dari berbagai kecamatan. tentang pentingnya kemasan yang menarik, strategi komunikasi merek, hingga langkah hukum melindungi identitas bisnis.
Mewakili Bupati Kutim, Dr. Sulastin, Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Keuangan, menegaskan bahwa branding merupakan hal esensial yang sering diabaikan pelaku UMKM. “Kualitas produk kita tidak kalah. Tapi kalau kemasannya kalah menarik, konsumen bisa beralih. Ini soal persepsi dan kepercayaan,” katanya.
Sulastin juga mengingatkan bahwa digitalisasi memberi peluang besar bagi UMKM Kutim untuk naik kelas, apalagi dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang menjadi pasar baru potensial.
Banyak pelaku UMKM kehilangan hak atas produknya karena tidak segera mendaftarkan merek. Melalui platform Mebiso, kini proses legalisasi merek bisa dilakukan secara digital dengan bantuan sistem kecerdasan buatan (AI), lebih cepat dan efisien. UMKM kini tidak cukup hanya berkualitas melainkan harus tampil berkarakter agar tak sekadar dikenal, tetapi juga diingat dan dipercaya. (Adv Prokompin Kutim/Sol/Le).

Posting Komentar