Cegah Stunting, Kutim Jalani Verval Data Keluarga 2025



 

SANGATTA, Prediksi.co.id — Upaya menurunkan angka stunting di Kutai Timur (Kutim) kini dimulai dari akar permasalahan: keluarga. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim akan menggelar Verifikasi dan Validasi (Verval) Data Keluarga Risiko Stunting (KRS) 2025, melibatkan langsung kader dan masyarakat di 141 desa serta kelurahan.


Program ini akan berjalan mulai 16 Juni hingga 30 September 2025. Setiap keluarga akan didatangi petugas untuk dilakukan verifikasi data menggunakan Kartu Keluarga (KK) sebagai dokumen utama. Langkah ini diharapkan meningkatkan partisipasi warga serta memastikan akurasi data keluarga yang berisiko stunting.


“Data yang valid adalah dasar dari setiap kebijakan. Kalau datanya salah, maka intervensinya juga tidak tepat,” tegas Plt Sekretaris DPPKB Kutim, BB Partomuan. Ia menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dari Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting nasional.


Lima kecamatan dipilih sebagai fokus prioritas karena angka stuntingnya masih tergolong tinggi, yaitu Muara Wahau, Kaubun, Telen, Sandaran, dan Muara Ancalong. Pelaksanaan di lapangan melibatkan petugas dan kader lokal agar pendekatan ke masyarakat lebih personal.


Selain di lapangan, DPPKB juga menyiapkan pelatihan hybrid untuk para pelaksana. Di Sangatta, peserta akan mendapat bimbingan langsung, sementara kecamatan lainnya mengikuti secara daring. Materi pelatihan difokuskan pada pemanfaatan aplikasi Sistem Informasi Keluarga (SIGA), yang berfungsi mengintegrasikan hasil pendataan agar bisa diolah secara nasional.


Agustina, analis data DPPKB Kutim, menjelaskan bahwa sistem SIGA memungkinkan pemerintah memantau perubahan kondisi keluarga secara real time. “Dengan teknologi ini, kita bisa lebih cepat mengetahui keluarga mana yang butuh intervensi,” ujarnya. Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari penyusunan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) yang tengah dikembangkan pemerintah pusat.


“Menurunkan stunting bukan pekerjaan sehari, tapi kerja gotong royong yang dimulai dari data,” pungkas BB Partomuan. Dari desa ke desa, Kutim membangun komitmen bahwa masa depan generasi sehat dimulai dari pendataan yang akurat dan kolaborasi yang kuat. (Adv Prokompin Kutim/Sol/Le).

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama