Jakarta, Prediksi.co.id – Batik bukan sekadar kain, melainkan narasi panjang tentang identitas dan sejarah. Kutai Timur (Kutim) akan membuktikan itu lewat partisipasinya dalam Indonesia Fashion Week (IFW) 2025, menghadirkan koleksi bertema “Majestic Wakaroros” yang diambil dari motif Dayak Basap, suku asli penghuni kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat.
Motif Wakaroros memiliki akar sejarah kuat. Awalnya ditemukan sebagai ukiran purba di dinding gua yang diperkirakan berusia ribuan tahun. Corak ini kemudian diadaptasi menjadi batik khas Kutim pada 2010, menggambarkan keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Koleksi “Majestic Wakaroros” merupakan hasil kolaborasi Dekranasda Kutim yang dipimpin Hj Siti Robiah dengan desainer Nora Suratman. Keikutsertaan mereka di IFW 2025 dianggap sebagai langkah strategis memperkenalkan kekayaan budaya Kutim di level nasional dan internasional. “Indonesia Fashion Week adalah etalase besar. Kami ingin batik Kutim menjadi bagian dari wacana mode nasional,” kata Siti Robiah.
Batik Wakaroros tampil berbeda dibanding motif Dayak lain yang cenderung dinamis. Ia hadir dengan pola tenang dan harmonis, mencerminkan filosofi hidup masyarakat Dayak Basap yang menghormati keseimbangan. Nilai inilah yang membuatnya menonjol di tengah maraknya desain modern.
Tak berhenti di sana, Dekranasda Kutim menyiapkan langkah lanjutan untuk memperkuat ekosistem kreatif lokal. Termasuk pelatihan perajin batik, promosi digital, serta pengembangan pasar ke kota-kota besar.
Selain Wakaroros, terdapat pula deretan motif khas lain seperti Arit Lepo, Daun Singkong, dan Telapak Tangan Karst, yang menunjukkan kekayaan visual Kutim. Namun Wakaroros menjadi sorotan tahun ini karena mengandung filosofi yang paling dalam dan estetika yang kuat.
Lewat IFW 2025, Kutim tidak hanya menampilkan batik, tetapi mengirimkan pesan diplomasi budaya: bahwa kearifan lokal bisa tampil megah di panggung nasional tanpa kehilangan akar tradisinya. (Adv Prokompin Kutim/Sol/Le).

Posting Komentar