Disperindag Kutim Terapkan Inovasi Pendampingan IKM untuk Menjawab Tantangan Efisiensi Anggaran

 




SANGATTA, Prediksi.co.id – Kebijakan efisiensi anggaran daerah telah membawa dampak struktural terhadap pola pembinaan usaha kecil dan menengah. Di Kutai Timur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) secara terang-terangan mengakui bahwa mereka harus melakukan pergeseran strategi pendampingan terhadap Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebagai respons atas kebijakan penghematan yang sedang berjalan.


Kepala Disperindag Kutai Timur, Nora Ramadhani, menyatakan bahwa komitmen untuk mendampingi pelaku IKM tetap menjadi prioritas. Namun, realitas anggaran memaksa adanya perubahan dalam eksekusi program. Nora membandingkan dengan kondisi sebelumnya di mana bimtek skala besar masih bisa dilakukan, dan menyatakan bahwa pendekatan yang sama mustahil untuk diterapkan pada tahun 2025.


“Namun di tahun ini semuanya agak berkurang karena adanya efisiensi. Terus terang tidak bisa dipungkiri. Jadi ada sebagian yang tidak terlalu... Hampir tidak ada. Hampir tidak ada sekarang,” tutur Nora Ramadhani saat dikonfirmasi.


Pernyataan ini, khususnya pengulangan frasa "hampir tidak ada", menjadi penegas yang kuat tentang betapa dalamnya dampak efisiensi anggaran terhadap program inti dinas tersebut. Hal ini menandai babak baru dalam hubungan antara pemerintah daerah dan pelaku IKM. Ketergantungan pada model bimtek tatap muka yang konvensional dan boros biaya harus segera ditinggalkan. Situasi ini, meski penuh tantangan, sebenarnya memaksa semua pihak untuk berinovasi. Disperindag Kutim kini didorong untuk mencari formula pendampingan yang lebih efisien dan berkelanjutan. 


Beberapa opsi yang mungkin dikembangkan antara lain memprioritaskan pendampingan bagi IKM unggulan yang memiliki dampak ekonomi berantai lebih besar, memanfaatkan teknologi untuk pelatihan daring (online), membentuk kelompok mentor dari pelaku IKM yang sudah sukses, atau berkolaborasi lebih erat dengan dunia usaha dan asosiasi untuk berbagi peran dalam pembinaan. Dengan kata lain, krisis anggaran ini bisa menjadi momentum untuk beralih dari pendekatan yang bersifat "menyuapi" ke pendekatan yang memberdayakan dan menciptakan kemandirian. 


Tujuannya tetap satu: memastikan bahwa roda perekonomian kerakyatan yang digerakkan oleh para pelaku IKM di Kutai Timur tetap berputar, bahkan dengan sumber daya pendampingan yang semakin terbatas. (Adv/Za/Le).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama