![]() |
| ANTUSIAS: PLN, pelajar, akademisi, serta pegiat lingkungan nampak antusias(Ist). |
Sangatta, Prediksi.co.id— Di tengah urgensi transisi energi, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) hadir dengan langkah inovatif: mengolah limbah cair kelapa sawit menjadi biogas, solusi berkelanjutan untuk energi dan lingkungan.
Langkah ini muncul dalam agenda strategis bertema “Pemanfaatan Limbah Sawit Menjadi Energi Baru dan Terbarukan (EBT)”, yang digagas oleh Bagian Sumber Daya Alam Sekretariat Kabupaten Kutim. Kegiatan ini menggandeng PLN, pelajar, akademisi, serta pegiat lingkungan.
Potensi sawit di Kutim sangat besar, dengan area hampir sejuta hektare. Limbah cair dari proses pengolahan sawit (POME) mengandung gas metana tinggi yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Jika tidak dikelola, metana justru berbahaya karena memperparah efek rumah kaca.
Saat ini, dari 141 desa di Kutim, 22 desa belum mendapat aliran listrik. “Kami tengah menjembatani kerja sama antara PLN dan industri sawit untuk memanfaatkan surplus energi dari pengolahan limbah,” ungkap Arif Nur Wahyuni.
Namun, tak semudah membalik telapak tangan. Menurut Joko Pratomo dari PT PMM, tantangan datang dari sisi teknologi, regulasi, hingga distribusi energi. “Butuh investasi besar dan penanganan residu lumpur pasca-fermentasi yang tidak bisa sembarangan,” katanya.
Meski begitu, manfaatnya besar. Selain ramah lingkungan, pemanfaatan biogas dapat menekan biaya operasional perusahaan sawit, sekaligus mempercepat elektrifikasi desa-desa terpencil.
Lebih dari itu, langkah ini mendukung prinsip ekonomi sirkular dan memperkuat posisi sawit Indonesia di pasar global yang semakin peduli pada aspek keberlanjutan dan jejak karbon. Dengan visi jangka panjang dan kolaborasi berbagai pihak, Kutim siap menjadi pelopor energi bersih berbasis industri lokal. (Adv Porkompin Kutim/Sol/Le).

Posting Komentar