Proyek Smelter dan Potensi Investasi di Kaltim, Ely: Perusahaan Wajib Libatkan SDM Lokal

 



Samarinda, Prediksi.co.id- Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur Ely Hartati Rasyid, menuturkan Kaltim sebagai daerah yang ingin maju dan terus berkembang, sepatutnya mempersiapkan diri, apalagi terhadap adanya investor yang mau berinvestasi di Kaltim. Hal ini berkaitan dengan proyek smelter nikel di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Dibangun oleh PT Kalimantan Ferro Industry (KFI).

“Kita benar-benar mempersiapkan Kaltim sebagai provinsi metropolitan karena ada banyak investasi asing disini, kita hormati itu,” ungkapnya, saat dihubungi melalui telepon seluler.

Ely bersama komisi II dan IV DPRD Kaltim, sebelumnya telah menyelidiki proses perizinan perusahaan tersebut. Menurutnya, walau PT KFI investasi dari pusat pihaknya telah mengetahui seluk-beluk perizinan perusahaan.

Komisi II sesuai tupoksinya, berharap investasi yang luar biasa tersebut mampu berimbas atau berdampak positif bagi masyarakat Samarinda, Sanga-sanga, Tenggarong maupun Kutai Kartanegara.

“Kita menginginkan tenaga kerjanya diserap dari lokal supaya bisa berdampak positif bagi masyarakat Samarinda, Sanga-sanga, Tenggarong, Kutai Kartanegara dan sekitarnya,” harapnya.

 “Apalagi informasinya merekrut tenaga kerja 10 ribu orang. Harapannya, Kaltim bisa menjadi magnet. Semoga berdampak positif pada pembangunan, penghasilan dan pendapatan semakin meningkat,” sambungnya.

Oleh karena itu, Ely Hartati Rasyid melanjutkan, jangan sampai ada kesan warga Kaltim anti terhadap asing. Bumi Etam mesti terbuka, tapi dengan catatan mesti ada keterlibatan tenaga lokal dalam perusahaan tersebut.

“Jadi sidak ke sana beberapa waktu lalu sebagai bentuk perhatian dan kontrol pemerintah. Komisi II selalu menginginkan pendapatan Kaltim jelas, menggeliat dan bertambah terus. Maka, kita menyambut baik dan berharap perusahaan ini bisa meningkatkan ekonomi kita,” ujarnya. (*le/*di/ADV/DPRD KALTIM).

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama