Remaja Hamil Di Luar Nikah Sebabkan Stunting , Jadi Sorotan Komisi IV DPRD Kaltim

Samarinda, Prediksi.co.id- Tingginya kasus remaja hamil di luar nikah tak hanya terjadi di kota-kota besar di Pulau Jawa, namun di Kaltim sendiri, indikasi terjadinya semakin besar dan mengkhawatirkan.

Hal tersebut mendapat sorotan dari Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Fitri Maisyaroh. Menurutnya persoalan ini bisa berkaca dari data nasional, Indonesia saat ini sedang darurat remaja hamil di luar nikah, jumlah penduduknya banyak  pernikahan dispensasi di bawah 19 tahun.

Di Jawa Tengah tercatat di angka 11 ribu kasus, dan Jawa Timur 15 ribu kasus. Sementara di Kaltim angkanya juga cukup tinggi, jika di rasiokan dengan jumlah penduduk rata-rata seribu kasus dalam satu tahun.

“Penyebab dominan adalah hamil di luar nikah. Dan yang mengalami hamil di luar nikah rata-rata anak yang masih SMP, SMA, yang harusnya anak ini sekolah dan menatap masa depan,” kata Fitri Maisyaroh, Selasa (21/3/2023).

Bahkan, Kaltim juga salah satu Provinsi yang stuntingnya masing tinggi. Penyebab stunting salah satunya adalah pernikahan yang terlalu dini.

“Dapat di bayangkan anak SMP fisiknya belum kuat, kemudian psikologisnya belum siap, harus menjadi seorang ibu, tentu ini akan berdampak kepada anak yang di kandung yang mana nanti lahir akan mengalami stunting,” terang Fitri Maisyaroh.

Menurutnya, upaya untuk menurunkan stunting tidak hanya sekedar memenuhi gizi tetapi dilihat kesesuaian. Zaman sekarang kematangan itu memang perlu, dalam undang-undang pernikahan merekomendasikan di atas umur 19 tahun, disamping juga adalah dari berbagai penelitian terkait sebagai aspek.

“Ada suatu penelitian, penyebab anak gadis menjual keperawanannya di karenakan tidak dekatnya mereka dengan para ayah, ini menjadi catatan penting,” katanya.

Pemerintah Kaltim sejatinya tidak menghindarkan persoalan tersebut. Ini juga menjadi salah satu pembahasan yang diangkat Dinas Pemberdayaan Perempuan Kaltim saat melaksanakan parenting beberapa waktu lalu dengan tema “Ayah Ada Ayah Tiada,” Ayah ada secara fisik tetapi tidak ada secara psikologis.

“Kalau dia tidak dekat dengan ayahnya dia akan mudah tumbang, tetapi kalau dia dekat dengan ayahnya mendapat kasih sayang maka akan mengukur laki-laki itu dengan ayahnya. Seperti timbul stigma kamu (laki-laki baru) gak sebaik ayahku jangan macam-macam kamu,” sambung Fitri. (Di/Le/ADV/DPRD KALTIM)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama