Samarinda Dikepung Banjir, BPBD Kota Samarinda Siagakan Tim Evakuasi

Foto: Kepala BPBD Kota Samarinda, Suwarso (Ist).

Samarinda, prediksi.co.id – Tanpa peringatan, hujan deras yang mengguyur sejak dini hari membuat sejumlah kawasan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, terendam air, bahkan ada yang setinggi dada orang dewasa. Warga dibuat panik saat air terus naik, bahkan mencapai kedalaman yang tak biasa di beberapa titik.


Banjir diperparah oleh fenomena pasang balik (backwater) Sungai Mahakam yang menyebabkan air sungai meluap ke anak-anak sungainya, seperti Sungai Karang Mumus dan Karang Asam. Kepala BPBD Kota Samarinda, Suwarso, menyebut curah hujan kali ini mencapai tingkat ekstrem, antara 50 hingga 85 mm per jam. "Air tertahan di dataran rendah karena kombinasi hujan lebat dan pasang besar dari Sungai Mahakam," jelas Suwarso. 


Lokasi yang paling terdampak antara lain Jalan Panjaitan, Kebun Agung, dan dua simpang besar: Lembuswana dan Sempaja.Tak hanya banjir, BPBD juga melaporkan longsor di Kecamatan Palaran. Seluruh armada evakuasi—termasuk mobil dalmas, rescue, dan perahu karet—telah disiagakan untuk membantu warga terdampak.


Kondisi elevasi di Bendungan Benanga Lempake masih dalam batas normal di angka 5,752 meter. Namun status siaga telah diterapkan di titik rawan seperti AWLR Sungai Siring dan Pondok Surya Indah.“Kami belum bisa santai. Curah hujan mungkin menurun, tapi risiko longsor dan banjir masih tinggi,” tambah Suwarso.


BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, menghindari perjalanan di area rawan, dan segera melapor jika ada kondisi darurat. 


Tim BPBD Kota Samarinda juga telah disiagakan secara khusus di kawasan Alaya, yang menjadi salah satu akses utama menuju Bandara APT Pranoto. Langkah ini diambil untuk memastikan mobilitas warga tidak terhambat, terutama bagi mereka yang harus bepergian dalam situasi mendesak.“Fokus kami tidak hanya pada evakuasi, tetapi juga menjaga jalur vital seperti akses ke bandara tetap terbuka bagi warga,” ujar Suwarso.


Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa, namun BPBD mengingatkan bahwa kondisi cuaca ekstrem berpotensi terjadi kembali dalam waktu dekat. Data dari pos pengamatan menunjukkan wilayah hulu seperti Badak Mekar masih mencatat curah hujan rendah, namun kewaspadaan tetap dijaga.


Masyarakat juga diminta aktif melapor ke BPBD jika melihat tanda-tanda longsor, aliran air deras tak biasa, atau genangan yang tiba-tiba meningkat.


“Kami mengimbau warga tidak menunggu situasi menjadi lebih buruk. Laporkan segera agar bisa diantisipasi,” tegas Suwarso.


Hingga berita ini diturunkan, hujan mulai mereda namun genangan air belum menunjukkan tanda-tanda surut signifikan di beberapa wilayah rendah. Tim logistik dan relawan tetap dikerahkan untuk membantu warga serta memastikan distribusi bantuan berjalan lancar.


Samarinda kembali dihadapkan pada tantangan klasik bencana hidrometeorologi yang kerap berulang setiap musim hujan. BPBD mengajak seluruh pihak untuk terus bersinergi menjaga keselamatan warga, memperkuat mitigasi, dan membangun kesadaran menghadapi potensi bencana. (Adv/Adl/Le)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama