Guntur Dorong Evaluasi Total Konstruksi Jalan di Pedalaman Kukar: Jangan Lagi Ulang Kesalahan Lama

Teks foto: Anggota DPRD Kaltim Dapil Kukar, Guntur (istimewa)


SAMARINDA - Legislator Kalimantan Timur, Guntur, menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pendekatan pembangunan jalan di kawasan pedalaman seperti Tabang dan sekitarnya di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Menurutnya, banyak proyek infrastruktur jalan selama ini gagal bertahan lama karena tidak memperhitungkan karakteristik geografis wilayah, khususnya pada lahan rawa dan gambut.


“Sudah saatnya kita tidak mengulangi pola lama yang terlalu berorientasi pada kecepatan membangun, tapi abai pada kualitas dan keberlanjutan,” ujar Guntur, Rabu (25/6/2025).


Sebagai legislator dari daerah pemilihan Kukar, Guntur menyebut bahwa banyak jalan di kawasan pedalaman dibangun dengan pendekatan teknis yang tidak sesuai, seperti pengaspalan di atas lahan basah. Dampaknya, jalan cepat rusak karena tergenang air secara berkala, memicu pemborosan anggaran akibat perbaikan berulang.


Ia mencontohkan kondisi jalan menuju Tabang yang belum lama ini ditinjau langsung oleh Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud. Di ruas tersebut, kerusakan cukup parah akibat kontur tanah labil dan banjir musiman. Guntur menyayangkan bahwa keputusan teknis masa lalu yang mengutamakan solusi jangka pendek kini menjadi beban berat bagi anggaran dan warga.


“Saya pahami saat itu masyarakat ingin segera akses jalan. Tapi sekarang kita harus belajar solusi instan justru menjadi masalah jangka panjang,” katanya.


Ia mendorong pemerintah provinsi agar mulai menerapkan kebijakan pembangunan jalan berbasis studi geoteknik yang matang, termasuk mengedepankan semenisasi di daerah-daerah dengan karakter tanah lemah. Menurutnya, pemilihan material konstruksi harus disesuaikan dengan kondisi lapangan, bukan semata tuntutan politis atau tekanan publik.


“Kalau sudah tahu ini rawa bekas timbunan, jangan lagi dipaksakan pakai aspal. Beton memang lebih mahal di awal, tapi jauh lebih tahan dan efisien untuk jangka panjang,” tegasnya.


Guntur juga mengingatkan agar perencanaan infrastruktur di masa depan melibatkan pemetaan risiko dan proyeksi beban jalan, terutama di daerah yang mulai berkembang sebagai sentra industri dan perkebunan. Dengan begitu, anggaran pembangunan tidak terbuang sia-sia dan masyarakat bisa merasakan manfaat nyata secara berkelanjutan.


“Jalan itu urat nadi ekonomi. Kalau cepat rusak, biaya logistik naik, dan ujung-ujungnya rakyat yang dirugikan. Jadi harus dirancang benar sejak awal,” pungkasnya. (Adv/rk/Le)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama