Dari Desa Menuju Swasembada, Warga Sangatta Bangun Ekonomi Telur Berkelanjutan

CERDAS: Budi daya ayam Pullet (Ist)



Sangatta, Prediksi.co.id– Di tengah situasi nasional yang masih rentan terhadap fluktuasi distribusi pangan, masyarakat Sangatta, Kutai Timur, menemukan terobosan cerdas: membudidayakan ayam pullet. Ayam betina muda ini diposisikan sebagai fondasi kemandirian pangan dan penggerak ekonomi berbasis desa, dan diproyeksikan menjadi motor penggerak swasembada telur dan ekonomi lokal.


Program budidaya ini lahir dari kolaborasi tiga pihak: APAPS sebagai komunitas peternak, DTPHP Kutim sebagai penggerak kebijakan, dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Mereka menyasar kemandirian pangan berbasis desa yang berkelanjutan.


“Dari kebutuhan 80 ribu butir telur per bulan, baru 30 persen yang bisa disuplai peternak lokal,” jelas Kepala DTPHP Dyah Ratnaningrum. “Dengan penguatan dari sisi produksi dan pakan, kita bisa mengurangi ketergantungan dari luar.”


Salah satu inovasi utama adalah penggunaan Mini Feedmill sebuah pabrik pakan ternak skala kecil yang dirancang khusus untuk menunjang kebutuhan peternak lokal. Keberadaan fasilitas ini menjadi angin segar bagi para peternak, mengingat pakan merupakan komponen paling dominan dalam biaya produksi—bisa mencapai 70 hingga 80 persen dari total pengeluaran operasional.


Dengan memproduksi pakan sendiri, para peternak tidak hanya dapat menghemat biaya, tetapi juga memperoleh kepastian terhadap kualitas dan ketersediaan pakan secara berkelanjutan.. Program ini juga mendorong kerja sama dengan Polres Kutim dalam pemanfaatan jagung lokal sebagai bahan baku pakan.


Nugroho Dewanto dari KPC mengatakan, “Budidaya pullet ini tak hanya soal pangan, tapi pemberdayaan ekonomi desa. Warga diberi pelatihan menyeluruh, dari teknik beternak hingga manajemen keuangan.”


Setiap rumah tangga diharapkan bisa menjadi unit produksi kecil. Semangat gotong royong dan kearifan lokal menjadi dasar pendekatan program ini. Bila berhasil, model Sangatta akan diperluas ke wilayah lain sebagai contoh keberhasilan pangan mandiri dari desa. (Adv Prokompin Kutim/Sol/Le)

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama