Wabup Mahyunadi Apresiasi Aplikasi Pijak Terobosan Pemantauan Mangrove Berkelanjutan




Sangatta, Prediksi.co.id– Upaya pelestarian lingkungan di Kutai Timur (Kutim) kini melangkah ke babak baru. Melalui kegiatan penanaman 4.000 pohon mangrove di Pantai Teluk Lingga, Kecamatan Sangatta Utara, pemerintah daerah bersama PT Ankara Prathama Energi (APE) dan startup lingkungan Jejakin menghadirkan inovasi pemantauan berbasis digital.


Wakil Bupati Kutai Timur Mahyunadi memberikan apresiasi tinggi terhadap penggunaan aplikasi Pijak yang dikembangkan Jejakin. Menurutnya, terobosan ini menjadi solusi konkret agar gerakan menanam tidak berhenti sebatas seremoni.


“Yang terpenting bukan hanya menanam, tapi memastikan setiap pohon tumbuh dan berkontribusi bagi lingkungan. Aplikasi Pijak memungkinkan kita memantau itu secara real-time,” ujar Mahyunadi di sela kegiatan.


Aplikasi Pijak dari Jejakin adalah platform digital yang digunakan untuk memantau pertumbuhan pohon mangrove secara real-time. Aplikasi ini mengintegrasikan data dari penanaman mangrove, termasuk bibit yang diberi tag barcode, dan menggunakan sensor untuk memantau kondisi lingkungan sekitar seperti kelembapan, suhu, dan kadar oksigen. Tujuannya adalah untuk mendukung program reforestasi, menghapus jejak karbon, dan memastikan kelangsungan hidup mangrove, terutama pada tiga tahun pertama masa kritis pertumbuhannya. 


Setiap pohon mangrove diberi barcode unik sehingga data pertumbuhannya — seperti tinggi, diameter batang, hingga tingkat kelangsungan hidup — dapat diakses langsung melalui aplikasi. Dengan begitu, Pemkab Kutim memiliki basis data yang akurat untuk evaluasi dan kebijakan lanjutan.


Sementara itu, Dewi Bintang, perwakilan Jejakin, menjelaskan bahwa Pijak tak sekadar alat pemantauan, tetapi juga platform edukasi lingkungan. “Kami ingin masyarakat memahami bahwa mangrove bukan hanya tanaman pantai, tapi benteng alami yang menahan abrasi dan menyerap karbon,” jelasnya.


Ia menambahkan, tiga tahun pertama merupakan masa krusial bagi pertumbuhan mangrove. Dengan data digital, pengawasan bisa dilakukan lebih sistematis. “Data yang terkumpul akan menunjukkan berapa banyak karbon yang diserap serta dampak ekologisnya,” ujarnya. Langkah ini sejalan dengan visi Pemkab Kutim untuk memperkuat pembangunan hijau dan mitigasi perubahan iklim di wilayah pesisir. (Adv Prokompin Kutim/Sol/Le).

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama